Hai para pembaca, sebelum menulis cerita yang kali ini, aku baru saja menerima notifikasi bahwa blog ini telah dilihat 10,000 kali. Sungguh….sangat lama, mencapai 10,000 dilihat setelah hampir 3 tahun semenjak aku mulai menulis blog ini. Namun rupanya itu menjadi panggilan lagi bagiku untuk menulis cerita perjalananku. Dan berikut ini adalah cerita perjalananku sekitar setahun lalu, tepatnya bulan Agustus 2020.
Jika berbicara mengenai destinasi wisata di Sumatera Utara, sebagian besar orang pasti akan menyebutkan Danau Toba. Padahal, selain Danau Toba, masih ada lagi destinasi wisata lain yang tidak kalah menariknya, salah satunya adalah Sibolga. Kota yang terletak di pesisir barat pulau Sumatera ini memiliki berbagai destinasi wisata, terutama pulau-pulau di wilayahnya.
Kota Sibolga
Kota Sibolga adalah salah satu kota di Sumatera Utara, Indonesia. Terletak di sisi barat Sumatra Utara, kota ini adalah kota pesisir yang berada di kawasan Teluk Tapian Nauli. Kota Sibolga ini menjadi tujuanku dan beberapa teman satu proyek saat liburan di bulan Agustus tahun 2020 lalu, tepatnya tanggal 15-17 Agustus 2020. Berjarak sekitar 187 km dari lokasi proyek kami di Asahan, sekitar 5-6 jam perjalanan, kami berangkat pada siang hari setelah selesai jam kerja.
Dari Asahan, kami bergerak menuju Porsea ke arah Balige, kemudian lanjut ke arah Tarutung via Siborong-borong, baru kemudian menuju Sibolga. Nah medan trayeknya sendiri cukup berkelak-kelok dan naik-turun, sehingga jika ingin menuju Sibolga melalui trayek ini, pastikan membawa obat anti mabuk untuk teman-teman yang akan menuju Sibolga. Sepanjang perjalanan saja kami menemui beberapa mobil yang berhenti, sepertinya sih salah satu penumpangnya ada yang mabuk…
Batu Lubang
Di dalam perjalanan menuju Sibolga, kami melewati satu lokasi yang di namakan Terowongan Batu Lubang. Terowongan ini disebutkan dibuat pada jaman Kolonial saat Belanda masih berkuasa di Indonesia. Kabarnya, pembuatan terowongan ini dilakukan dengan cara menembus batuan yang dilakukan oleh Belanda dengan memaksa rakyat Indonesia pada saat itu bekerja dengan peralatan seadanya.

Sesampainya di Sibolga, kami menyempatkan diri untuk makan malam sebelum menuju penginapan. Oh ya, penginapan di daerah ini ternyata cukup banyak, ada beberapa juga yang bisa di booking melalui aplikasi seperti Traveloka. Untuk penginapan yang kami pilih kami booking via Traveloka. Sesudah sampai penginapan, kamipun akhirnya beristirahat karena keesokannya kami harus bangun pagi sekali untuk naik kapal menuju pulau-pulau yang ada di sekitar daerah ini.
Pantai Pandan
Keesokan harinya, setelah bersiap dan sarapan, kami menuju Pantai Pandan untuk naik kapal menuju pulau-pulau yang menjadi tujuan kami hari itu. Kapal yang kami naiki cukup besar dan mampu menampung 16 orang. Dengan biaya kurang lebih 2,5 juta, 1 buah kapal dan 2 awak kapal siap menemani kami berkeliling pada hari ini.

Sesudah kapal yang kami tumpangi tiba, kami bergegas naik ke kapal dan memulai perjalanan kami hari ini. Tujuan pertama kami adalah ke air terjun Mursala, salah satu destinasi wisata dan spot berfoto yang cukup terkenal.
Gasss, di kapalpun tidak lupa untuk berfoto, kelakukan generasi millenial. Memulai hari dengan senyuman Masih lama gak ya..? Pemandangan dari atas kapal selama perjalanan
Air Terjun Mursala
Tujuan pertama yang kami sambangi adalah air terjun Mursala. Sekitar 2 jam dari pantai Pandan tadi, tibalah kami di air terjun ini, kami pun bergantian berfoto di atas kapal dengan latar belakang air terjun ini. Air terjun yang terletak di Pulau Mursala ini adalah air terjun yang langsung mengalir ke laut, sedangkan Pulau Mursala sendiri di kenal sebagai salah satu lokasi syuting film King Kong yang rilis 2005 silam. Di fillm tersebut, Pulau Mursala disebut sebagai Skull Island.

Menurut Legenda, konon ada seorang perempuan cantik bernama Putri Runduk, permaisuri Raja Jayadana. Raja Janggi yang berasal dari Sudan sangat tertarik dengan Putri Runduk, hingga mengejarnya sampai ke pulau Mursala. Karena putus asa, akhirnya Putri Runduk memilih melompat ke laut dan menghilang. Pengawal sang putri pun menangis tanpa henti karena hilangnya sang putri , dan air mata inilah yang akhirnya menjadi air terjun.
Pulau Kalimantung
Puas berfoto di Air Terjun Mursala, kami melanjutkan perjalanan kami menuju Pulau Kalimantung. Perjalanan selama kurang lebih 2 jam kami tempuh dengan kapal untuk mencapai Pulau Kalimantung. Sesampainya di sana, kami turun dan langsung menikmati keindahan pantai di Pulau Kalimantung ini. Pulau Kalimantung ini sendiri baru beberapa tahun terakhir mulai dilirik para traveller, pantai nya sendiri masih bersih dan kelestarian ekosistem di pesisir pantai nya masih sangat terjaga. Selain berfoto, kita juga bisa bermain air pantai atau snorkelling menikmati keindahan coral bawah lautnya.
Pantai di Pulau Kalimantung, airnya masih sangat jernih hingga bisa melihat dasarnya dari atas permukaan air laut. Aku juga menyempatkan berfoto disini Kalau bawa pasangan juga wajib foto disini ya! Pemandangan yang tersaji di Kalimantung ini
Puas bermain air dan berfoto di Pulau Kalimantung, kami bergegas kembali ke Pantai Pandan lagi untuk kemudian menuju penginapan kami. Oh ya, saran dariku, ketika mengunjungi pulau-pulau di Sibolga ini, sebaiknya jangan pulang terlalu sore. Saat aku dan rombongan mengunjungi Sibolga ini, kami pulang terlalu sore, sehingga di tengah perjalanan, kami terkena badai dan gelombang yang cukup tinggi. Akibatnya kami sempat terombang-ambing di tengah laut dan bahkan sempat kehilangan arah karena jarak pandang yang sangat pendek karena badai yang cukup dahsyat. Sialnya lagi, bahan bakar kami saat itu tinggal sedikit, namun beruntung karena ternyata GPS masih sudah berfungsi di lokasi tersebut, sehingga kami dapat mencapai Pantai Pandan dengan bantuan GPS.
Sesampainya di Pantai Pandan, kami turun dari kapal dan tertawa-tawa, padahal beberapa menit sebelumnya saat terombang-ambing di tengah laut, sudah ada yang berdoa, ada yang cemas, ada yang diam saja, ada yang takut mati, pokoknya berbagai reaksi ada pada kami ber-14 pada saat terombang-ambing di tengah laut. Hal tersebut pun menjadi kenangan dan pengingat bagi kami, bahwa manusia tidak ada apa-apanya di hadapan ganasnya alam. Kamipun bergegas kembali ke penginapan untuk beristirahat.
Kembali Pulang, Seraya Merayakan Kemerdekaan di Perjalanan
Keesokan paginya, kami memulai perjalanan pulang kami kembali ke proyek. Kebetulan sekali saat itu bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 2020, sehingga di perjalanan, kami menyempatkan memutar lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu bertema kemerdekaan, untuk memperingati hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 75 saat itu. Meninggalkan penginapan, kami bergegas menuju kota untuk membeli beberapa buah tangan dan bekal di perjalanan. Perjalanan kami ke Sibolga pun usai, saatnya besok untuk kembali bekerja, cheers!
