26-28 Januari 2018 aku dan tim proyek melakukan liburan singkat ke Pangandaran, melepas lelah sekaligus penat setelah kurang lebih selama 6 bulan menjalani kehidupan di proyek. Liburan in juga dapat dikatakan acara perpisahan untuk tim proyekku yang sekarang.
Bertolak dari Kertajati, Majalengka tepat pukul 13.30, bus sewaan kamipun melaju cepat menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam menelusuri jalan-jalan menuju ujung tenggara Jawa Barat, yakni Kab. Pangandaran.
Bamboo Resto, Jimbaran ala Pangandaran
Sesampainya di Pangandaran, karena hari sudah malam, oleh pemandu di sana kami langsung di arahkan menuju Bamboo Resto untuk makan malam. Entah mengapa, suasana rumah makan yang berada tepat di tepi pantai mengingatkan saya akan Jimbaran, tempat makan di Bali yang juga menawarkan suasana makan di tepi pantai, namun sayang kondisi saat itu yang gerimis membuatku mengurungkan niat untuk makan di tepi pantai. Aku memilih untuk makan di dalam restoran saja.
Berbeda dengan Jimbaran yang sudah banyak memiliki tempat makan atau restoran, di Pangandaran ini baru sedikit rumah makan yang ada di tepi pantai, salah satunya ya Bamboo Resto ini, namun di sekitarnya sudah mulai ada pembangunan resto-resto yang lain, namun di lihat dari pengelolaannya, pengembangan pariwisata Pangandaran nampaknya sudah mengarah ke arah yang sama seperti Bali, semoga saja.

Seusai makan malam, kami langsung bertolak menuju Hotel Grand Pacific untuk beristirahat malam.
Pantai Batu Karas
Keesokan paginya, setelah sarapan di hotel, tepat pukul 08.00 rombongan kami bertolak menuju tempat tujuan pertama kami, yaitu pantai Batu Karas, berjarak kurang lebih 30 menit perjalanan dari Pangandaran, kamipun sampai di pantai Batu Karas. Kegiatan pagi itupun dimulai dengan sedikit games dari pemandu kami di sana.
Seusai games kami diberikan waktu bebas untuk bermain di pantai, aku yang sebenarnya sudah cukup bosan bermain di pantai memutuskan untuk naik ke bukit yang ada tepat di sebelah pantai dengan harapan akan menemukan titik yang bagus untuk melihat pemandangan pantai dari atas, namun sayangnya, pemandangan pantai dari atas tertutup oleh pepohonan, hanya ada satu titik yang memberikan pandangan mengarah ke laut lepas.
Cukang Taneuh a.k.a Green Canyon Pangandaran
Usai dari Pantai Batu Karas, kami bertolak menuju Green Canyon Pangandaran, dan sebenarnya tempat inialah yang aku tunggu-tunggu, karena katanya tempatnya bagus. Perjalanan selama 10-15 menit pun kami tempuh dari pantai Batu Karas menuju Green Canyon Pangandaran.
Kegiatan di Green Canyon Pangandaran sebenarnya ada kegiatan full body rafting, namun menurut pemandu kami, full body rafting memerlukan waktu kurang lebih 4-5 jam menyusuri Kali Cijulang, sehingga karena pertimbangan keterbatasan waktu, kami hanya mengambil paket semi body rafting, yang waktunya hanya sekitar 30 menit menuju Batu Payung. Perjalanan kami pun dimulai dengan menaiki kapal yang muat di isi 5 orang, diluar pemandu.
Sampai di lokasi, kami masih harus berenang sedikit menuju Batu Payung, di sebut Batu Payung karena memang bentuknya seperti payung atau kepala jamur. Batu Payung sendiri rupayanya adalah spot untuk melakukan terjun ke air di bawahnya dengan tinggi kurang lebih 5 meter. Aku memutuskan untuk melawan rasa takutku dengan melakukan loncatan tersebut, sayangnya tidak ada dokumentasi karena aku tidak membawa kamera maupun smartphone.

Oh ya, sebenarnya jika kita mau membawa kamera atau smartphone, kita bisa menitipkannya ke pemandu dari Green Canyon, karena setiap pemandu membawa tas anti air, namun kusarankan cukup membawa smartphone, kamera aksi atau kamera pocket saja, yang penting bisa untuk mengabadikan saat kita bermain di Green Canyon, karena baik kita maupun pemandu akan sama-sama nyebur ke air sehingga cukup repot jika kita membawa kamera yang berukuran besar.
Makan Siang di Rumah Makan Shangrila
Usai bermain di Batu Payung selama kurang lebih 30 menit, kami kembali menggunakan kapal menuju ke titik awal penjemputan di Green Canyon untuk mandi dan ganti pakaian. Setelah itu kamipun makan di rumah makan Shangrila yang terletak tepat di depan parkian bus-bus pariwisata termasuk bus kami.
Pukul 14.30, kamipun bertolak menuju Pantai Batu Hiu.
Pantai Batu Hiu, Tanah Lot ala Pangandaran
Seperti yang sudah aku tuliskan sebelumnya, pengelolaan pariwisata Pangandaran ini bergerak ke arah yang sama dengan Bali, bahkan pemandunya sendiri yang bilang bahwa Pantai Batu Hiu ini adalah Tanah Lot-nya Pangandaran, memang secara penataan agak mirip sih. Oh ya, di pantai ini kita hanya bisa menikmati pemandangan laut dan pantai saja, karena memang di pantai ini di larang untuk berenang, sepertinya sih karena gelombang dan ombaknya cukup besar.
Lalu mengapa di sebut Pantai Batu Hiu? Jadi di lokasi ini terdapat sebuah batu yang jika dilihat katanya menyerupai Hiu, tapi tergantung imajinasi masing-masing sih…

Oh ya, di lokasi inilah aku juga menemukan tukang foto langsung jadi, dan menurutku biayanya cukup murah, hanya 10 ribu untuk 1 foto, jadi bagi yang mau langsung mencetak fotonya, bisa menggunakan jasa tukang foto langsung jadi ini, yah sekalian bagi-bagi rejeki.

Pukul 16.00 kamipun melakukan perjalanan kembali ke Hotel Grand Pacific untuk beristirahat sejenak sambil menunggu waktu makan malam. Sesampainya di hotel, aku memutuskan menuju Pantai Sunset untuk mencari sunset, tidak begitu jauh dari hotel, cukup berjalan kaki sekitar 10 menitan, sayangnya sore hari itu langit mendung, sehingga aku gagal mendapatkan pemandangan sunset yang kucari. Akupun kembali ke hotel karena langit tampak sudah siap menumpahkan air matanya.

Pukul 19.30 kami pun berjalan menuju tempat makan malam kami dan sekitar pukul 23.00 kami sudah kembali ke hotel untuk beristirahat, dan usai sudah liburanku bersama teman-teman se-tim proyek kali ini, keesokan harinya kamipun kembali ke proyek dan siap untuk bekerja lagi. Sampai jumpa di cerita-ceritaku berikutnya ya, cheers!
Aku udah pernah ke sini semua. Cuma gak nyebur ke green canyon krna wktu itu airnya sangat coklat kayak bajigur 😀
LikeLike
Haha pasti pas abis ujan, aku loncat dri batu ny itu Ry, ngeri haha
LikeLike
udah ngga sejernih dulu yaa… tapi tetep seru
LikeLike
Ini kemarinnya habis hujan, makanya gak jernih, tapi kata pemandu ny asal gak hujan sih bersih lagi air nya 😀
LikeLike