Entah mengapa, perjalanan mendadak tanpa rencana selalu menjadi perjalanan yang terbaik, tidak terkecuali perjalananku dan teman-teman sekantor pada 7 Mei 2017.
Anak Krakatau menjadi tujuan wisata pertamaku semenjak bekerja, dan tentu saja tujuan pertama ini membuatku sangat bersemangat, sudah lama tidak menyapa alam Indonesia, dan fakta bahwa inilah pertama kalinya aku akan mengunjungi Anak Gunung Krakatau, yang muncul pada tahun 1927, tepat 40 tahun setelah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang tersohor itu, membuatku bersemangat.
Perjalanan menuju Pulau Anak Krakatau, menggunakan kapal cepat kecil berkapasitas 4-6 orang. Pemandangan lautan lepas akan menemani selama kurang lebih 2 jam.
Perjalanan Menuju Anak Krakatau
Perjalanan kami dimulai dengan berjalan darat menyusuri ujung barat pulau Jawa menuju pantai Carita, tempat kapal sewaan kami sudah menunggu. Sesudah sampai di pantai Carita, dimulailah perjalanan melintasi Selat Sunda, selama kurang lebih 2 jam menuju Pulau Anak Gunung Krakatau.
Perjalanan Menuju Puncak
Sesampainya di Pulau Anak Gunung Krakatau, dimulailah perjalanan singkat kami menuju puncak dengan mengikuti jalur yang sudah ada. Pulau Anak Gunung Krakatau juga menjadi tempat dari tumbuhnya berbagai flora dan fauna, misalnya saja, selama perjalanan, menemukan satwa liar seperti biawak adalah hal yang biasa.

Jalan yang kami lalui cukup nyaman, menanjak namun tidak terlalu terjal, namun kusarankan tetap berhati-hati, karena banyaknya bebatuan yang cukup tajam dan juga adanya jalur pasir vulkanik membuat perjalanan menanjak menjadi a bit tricky, sehingga kusarankan untuk memakai alas kaki berupa sepatu. Selain itu, pasir vulkanis juga cukup panas untuk diinjak tanpa alas kaki (kecuali anda kuat menahan panasnya, maka silahkan saja untuk melepas alas kaki anda saat melewatinya).

Sampai di Puncak
Sebenarnya tidak bisa disebut sebagai puncak Anak Gunung Krakatau, namun di tempat inilah titik tertinggi yang bisa dicapai dengan mendaki selama kurang lebih 30 menit s/d 1 jam, sehingga cukuplah kukatakan bahwa kami sudah mencapai puncak. Di puncak ini jugalah aku menikmati keindahan dari wilayah Cagar Alam Krakatau ini.


Perjalanan menuruni Anak Gunung Krakatau, Menuju Titik Snorkelling
Seusai memanjakan mata dengan keindahan pemandangan dari puncak, kami bergegas turun dan kembali ke kapal untuk mencari spot untuk melakukan snorkelling, tanpa diduga-duga, di tengah perjalanan kami menuruni jalan terjal itu, kami bertemu dengan sekeluarga turis mancanegara (sayangnya, saya lupa menanyakan dari mana mereka berasal).

Sesampainya ke kapal, kami melanjutkan perjalanan kami mencari titik untuk melakukan snorkelling. Jujur saja, ini adalah pengalaman pertamaku melakukan snorkelling dan disinilah satu-satunya kekecewaanku dalam perjalanan kali ini, laut di area Anak Gunung Krakatau jauh dari kata bersih, bahkan boleh dikatakan kotor akibat banyaknya sampah-sampah yang mengambang. Mungkin hal ini juga yang mengakibatkan satwa laut disana tidak terlalu banyak.

Perjalanan Kembali (ke kenyataan!) ke Pantai Carita
Usai sudah perjalanan kami di Anak Gunung Krakatau, kamipun bergegas kembali menuju Pantai Carita, pemandangan lautan lepas yang membuatku merasa lepas tak terkekang kembali menemani saat perjalanan kembali.

Bonus Perjalanan Kali Ini
Kupikir usai sudah perjalananku kali ini, namun ternyata godaan untuk menantang keberanian dengan bermain wahana air banana boat yang terkenal itu membuat kami sepakat untuk menunda kepulangan kami, dan inipun pengalaman pertama bagiku untuk merasakan sensai menaiki banana boat ini. Hasilnya? Satu kata : Seru!

Dannn, perjalanan kamipun berakhir dengan berakhirnya permainan banana boat, hari yang semakin sore dan hari Senin yang semakin mendekatpun memaksa kami untuk kembali ke lokasi proyek kami, sembari bergumam dalam hati, “Ah, besok sudah kerja lagi!”.

Akhirnya, Dicky nge-blog!! Yeay
LikeLike
iya Ry setelah bersusah payah wkkw
LikeLike
mantep dik. next post: perjalanan kebatam naik banana boat
LikeLike
kapan sampenya Ka?hahha
LikeLike
[…] melakukan snorkeling, dan pengalaman penulis pertama adalah di daerah Gunung Krakatau ( baca : Perjalanan Menuju Anak Krakatau : Cagar Alam yang Diapit Sumatra dan Jawa ), dan Lombok, dan menurut penulis, dari ketiga tempat tersebut, yang paling bagus adalah Belitung, […]
LikeLike
Wah keren bang! ada bonus pelangi juga haha
LikeLike
Iya, susah mw dpt pemandangan gtu di kota haha
LikeLike